YOGYAKARTA (Aswajanews.id) – Mujahadah Dzikrul Ghofilin Pondok Pesantren Ora Aji, setiap Minggu Pahing yang diasuh oleh Gus Miftah. Pada acara pahingan kali ini, Sabtu (22/10/2022) juga memperingati hari santri, dengan pembicara Prof. K.H. Said Aqil Siradj.
Pahingan kali ini menurut Gus Miftah, sangat sepesial karena menghadirkan K.H. Said Aqil Siradj dan tidak mendatangkan artis-artis ibu kota. Dan Alhamdulillah tidak terlalu penuh, seperti pada malam minggu pahing sebelumnya, karena santri-santri Gus Miftah sedang sama-sama mengadakan peringatan hari santri di daerah masing-masing.
Kenapa pengajian umum di Pondok Pesantren Ora Aji, dilaksanakan setiap malam minggu pahing. Menurut Gus Miftah karena hal ini diadakan sesuai dengan kelahirannya, dan Alhamdulillah kegiatan Pengajian pahingan dihadiri ribuan umat muslim, dari berbagai daerah.
Dalam mengantarkan sebelum K.H. Said menyampaikan cermahnya, Gus Miftah mengatakan, bahwa dirinya adalah muridnya Buya Said. Karena mendapatkan banyak wejangan dari beliau, kalau ditulis itu sampai pada buku yang berjilid-jilid.
Gus Miftahpun pesan kepada jama’ah untuk sering silaturhami dengan para kyai. Jangan sampai selama Empat Puluh hari belum ketemu Kyai dan pertemuan dengan kyai di pengajian menjadi salah satu medianya dan arti pentingya ngaji.
Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj
Dalam Cermahnya di Pondok Pesantren Ora Aji, Prof. Dr. K.H. Buya Said Aqil Siradj, mengatakan, manusia dalam bahasa arabnya insan. kata kerjanya anas ajektifnya anis. feminimnya anisa. Keduanya memiliki makna harmonis saling kangen dan saling melengkapi. Beliau juga menegaskan bahwa manusia dilahirkan dimuka bumi membawa “insaniyah” sebelum amanah dan jabatan lainya diraih.
Dari sifat insaniyah tersebut, beliau mengingatkan Kalu dalam dua bulan manusia tidak harmonis, berarti lagi istirahat menjadi insan. dan kalau lebih dari tiga hari dapat dikatakan bukan insan. Karena keluar dari hidup yang saling melengkapi.
Ingat, Nabi Muhammad SAW, membawa misi di dunia untuk membangun ahlakul karimah manusia, dan menjadi pondasi perilaku manusia, sebelum Nabi bicara akidah dan keimanan. inilah urutan nomor satu yang harus diperjuangkan. Serta menjadi simbol dan martabat suatu bangsa akan tergantung akhlak bukan agamanya.
Nabi Musa menjadi orang pilihan Allah SWT, tidak hanya dilihat dari keturunan semata, namun dididik dengan sangat luar biasa, spiritual rukhani yang kuat dari wanita yang ikhlas, yaitu Siti Asiyah.
Sebagaimana adanya pesantren juga untuk membimbing generasi bangsa agar berakjlakul karimah. Para santri yang dipondok pesantren agar memiliki mental yang kuat, tidak mudah tergoda.
Belajar pada sejarah Nabi Adam dikasih ilmu cukup dan menjadi mahkluk yang bernama manusia makhluk yang cerdas, sehingga para malaikatpun kalah, tapi Nabi Adam tetgoda oleh iblis, karena terbawa bujukan istrinya. Sehingga spiritual pertahannya lemah dan jebol. dan berdampak harus meninggalkan surga dan baru diterima tobatnya setelah ratusan tahun.
Manusia hidup didunia tidak hanya dibutuhkan pandai semata, namun juga tahu ilmunya, memiliki tarbiyah rukhaniyah. Agar hidupnya bisa berdampingan dan hubungan dengan Tuhan dan ciptaan-Nya secara baik dan harmonis.
Sebagaimana nasehat para Kyai agar masyarakat saling akur dan para santri memiliki jiwa nasionalis. Para Kyai mengingatkan akan tanggungjawab pada alghozwul tsaqofa (perang budaya) dan perang sosial yang sedang gencar saat ini.
Tradisi NU harus di pertahankan, agar tercipta kekutan sosial yang baik. Masyarakat hidup damai dan tentram, tidak terjadi permusuhan dan peperangan.
Kalau terjadi perang budaya, munculnya konflik budaya antara kelompok sosial dan perebutan dominasi nilai-nilai, kepercayaan, dan praktik, serta timbul ketidaksepakatan masyarakat umum dan muncul polarisasi dalam nilai-nilai masyarakat yang terlihat.
Kondisi kapitas sosial masyarakat, yang sudah terbangun dengan sistem tatanan taat sama kyai, dan kapital budaya yang secara pribadi maupun kelompok akan mengasilkan suatu energi sosial dalam kehidupan masyarakat. Kapital budaya harus dipelihara sebagi ciri khas, bangsa Indonesia.
Peringatan Maulid Nabi, menjadi moment manusia untuk banyak bersyukur. Sebagiamana pembacaan maulid Nabi baik Burdah, berjanji dan simtudduror dapat dijadikan syukuran kenaikan pangkat maupun rumah yang baru jadi.
Memuji-muji Rasulullah memurut K.H. Said sudah ada pada jaman sabahat Nabi. Sebagaimana didapatkanya hadiah Burdah (selimut bergaris-garis) dari Nabi Muhammad kepada Ka’ab bin zuhair bin abi salma dikarenakan memuji nabi dalam berbagai syiirnya.
Kelahiran Nabi Muhammad menjadi kelahiran yang ditunggu masyarakat Mekkah saat itu, sampai pamanya beliau Abu lahab, karena sangat bahagia atas kelahir putra dari dewi Aminah ia memerdekan budaknya yang bernama Tsuwaibah.
Tsuwaibah dibebaskan dari status budak, karena syukuran kelahiran Nabi. yang dilakukan oleh Abu Lahab.
Kelahiran Nabi Muhammad dalam sejarah kerurunannya semuanya terjaga dari perilaku zina, sejak nasab Pertama Nabi Adam sampai pada orang tuanya Nabi Mubammaad, Abdullah bin Abdul Mutholib. Begitu juga dari jalur ibu Dewi Aminah.
Di akhir ceramhya, beliau menyampaikan, Hari Santri yang kita peringati, sebagai moment mengingatkan kita akan perjuangan para ulama dalam mengusir penjajah. Munculya Patwa Resolusi jihad yang mewajibkan para ulama-santri membela dan mempertahankan tanah air. *** Lukman Brebes (23/10/2022)