INDRAMAYU (Aswajanews.id) — Setelah pernyataan Ketua Yayasan Universitas Wiralodra (UNWIR) Indramayu, Dr. Dudung Indra Ariska, mengenai merosotnya minat masyarakat terhadap program kuliah gratis, kini giliran Ketua APDESI Indramayu, Tarkani, yang mengungkap fakta lebih memprihatinkan.
Menurutnya, minat warga desa untuk melanjutkan pendidikan tinggi bukan hanya turun, tetapi hilang sama sekali. Di tahun ini, program kuliah gratis bagi lulusan SMA/SMK di wilayah pedesaan Indramayu tidak diminati seorang pun.
Tarkani menegaskan bahwa program beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) serta kuliah gratis di UNWIR sudah disosialisasikan berkali-kali ke seluruh desa. Para kuwu (kepala desa) pun diklaim telah menyampaikan informasi tersebut secara langsung kepada warganya.
”Saya sudah menyampaikan kepada rekan-rekan kuwu. Bahkan ketika rapat desa, saya sendiri selalu memberi tahu warga bahwa ada kuliah gratis di UNWIR,” ujarnya.
Namun, semua usaha itu belum membuahkan hasil.
“Tidak ada respon. Untuk desa kami, tidak ada satu pun yang mendaftar,” tegas Tarkani.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya masih ada satu atau dua warga desa yang mencoba mengikuti program tersebut, maka tahun ini situasinya jauh lebih buruk.
”Sekarang ini nol besar. Belum ada satu pun yang mengikuti,” sambungnya.
Menurut Tarkani, perubahan pola pikir masyarakat desa menjadi faktor utama anjloknya minat kuliah. Warga kini lebih memilih jalur pendidikan singkat seperti Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) karena dianggap lebih cepat menghasilkan uang.
”Kebutuhan masyarakat itu memilih yang instan. Karena lebih menjamin ke depan kehidupan orang tua, baik dari sisi ekonomi maupun peluang menghasilkan dalam waktu dekat,” jelasnya.
Tarkani membenarkan bahwa keberhasilan mendorong warga untuk kuliah sebenarnya dapat menjadi nilai tambah bagi kepala desa. Namun, hal itu tetap tidak cukup untuk menggugah minat masyarakat.
”Kesempatan kuliah gratis ini sebenarnya memberi nilai bagi kuwu. Tapi tetap saja belum ada yang mau,” katanya.
Pernyataan APDESI ini sekaligus memperkuat analisis Ketua Yayasan UNWIR sebelumnya, bahwa masyarakat kini melihat perguruan tinggi tidak lagi memberi jaminan masa depan sebesar yang dirasakan melalui jalur LPK.
(Sn)
Eksplorasi konten lain dari aswajanews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.





























