Kajian

Ngaji Biografi Ulama NU Bersama Dr. Jamal Ma’ruf

BREBES (Aswajanews.id) – Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Kabupaten Brebes mengadakan ngaji literasi bersama Dr. Jamal Ma’ruf di Pesantren beliau Trangkil Pati, Sabtu (28/1/2023).

Kegiatan ngaji literasi ini bertujuan untuk pembekalan pengurus LTNNU Brebes dalam rangka menulis Biografi Ulama NU yang ada di Brebes.

Beberapa hal yang didapat dalam ngaji literasi bersama Dr. Jamal Ma’ruf diantaranya adalah :

“Jangan takut tulisan kita dicap jelek, karena yang jelek itu yang tidak menulis”

Beliau juga memberi motivasi kepada pengurus LTNNU Brebes, yang ikut mengaji literasi, bahwa menulis buku itu dapat dikatakan seenaknya penulis sendiri. Berbeda dengan membuat Tugas Akhir, Skripsi, Tesis maupun Disertasi yang harus ada pembimbingnya.

Biarkan saja buku dikatakan tidak ilmiah, tidak beraturan dan jelek. Kalimat tersebut jadikan motivasi untuk mengoreksi diri agar tulisan semakin baik dan diterima pembaca. Biarlah apa yang ada dalam pemikiran penulis mengalir dengan ide-ide yang akan disampaikan dalam buku.

Tulislah geografi ulama mulai dari silsilah keluarga dan jadikan keluarga dari profil ulama tersebut sebagai narasumber primer (dzuriyah), yang akan menjadi sumber kekuatan isi dari buku.

Hasil wawancara yang ditulis dan sudah mendapat ijin restu dari kelurga, dapat dijadikan sebagai modal untuk menjawab atas kritik dari pembaca terhadap perbedaan makna dan arti dengan pembaca.

Koreksi keluarga dari hasil wawancara untuk menguatkan kembali akan kevaliditasan penulisan data. Dan tidak bisa lepas dari masukan serta hasil wawancara dengan teman sejawat sebagai sumber data sekunder.

Data pendukung lainnya yang tidak kalah penting adalah dari santri generasi pertama ulama yang ditulis. Bagaimanan pesan-pesan atau cerita yang pernah disampaikan. Hal ini untuk mendukung isi dan kekuatan

buku yang akan diberikan kepada pembaca sebagai bacaan yang penuh tuntunan dan hikmah bagi siapa saja yang membaca.

Menulis buku tentang tokoh NU, tidak boleh ketinggalan menyertakan silsilah mengaji tokoh tersebut dengan tokoh NU, masa pendidikan dan pesantren dengan ulama NU siapa saja.

Ketika menulis tokoh NU tidaklah takut akan kekurangan ide. Karena ide dalam menulis akan terus muncul, kualitas menulispun akan terjaga. Teruslah menulis dan selesaikan buku biografi ulama NU sebagai karya nyata untuk bersama. Wallahu’alam bishowab.

(Lukmanrandusanga LTNNU Brebes)