Kegiatan “Ngaji Bareng” di masjid menjadi program unggulan PD DMI Kab Brebes. Program tersebut menjadi icon masjid di Brebes yang merupakan bagian dari dakwah Islamiyyah. Dakwah model seperti ini tidak membutuhkan modal finansial yang besar, tapi bisa dilaksanakan dengan secara sederhana.
Kegiatan Ngaji Bareng menjadi bagian dari mengembangkan fungsi masjid untuk ta’lim. Ta’lim dalam ngaji bareng ini semuanya menggunakan kitab kuning. Setiap pengampu ta’lim membawa kitab sebagai bahan kajian ta’lim yang diajarkan secara estafet. Dengan demikian apa yang disampaikan oleh para Kyai atau Ustad yang mengisi program ngaji bareng berlandaskan kepada rujukan kitab yang biasa dikaji di Pesantren.
Gagasan “Ngaji Bareng” berangkat dari pemikirannya H Bahrul Ulum seorang alumni Pondok Pesantren di Jombang yang memiliki perhatian serius terhadap khazanah Pesantren di Kab Brebes. Gagasan yang berlian ini menjadi kekuatan DMI Kab Brebes untuk menggerakkan umat dalam rangka tafaquh fiddin. Lebih dari itu tentu agar suasana masjid lebih hidup dengan munculnya pengajian kitab kuning yang dilaksanakan secara rutin.
“Ngaji Bareng” sebelum menjadi program PD DMI Kab Brebes sudah dilaksanakan di beberapa tempat (masjid, mushola dan rumah anggota) yang melibatkan peserta dari lintas profesi. Ada alumni lintas Pesantren, Kyai Kampung, pegawai, karyawan, guru, dan lainnya. Mereka bisa membaur bersama dalam majlis yang penuh barokah dengan menanggalkan status predikat sosial keseharian.
Ngaji Bareng menjadi pergerakan keilmuan yang mendekatkan mereka dengan suasana dan tradisi Pesantren. Setiap hari hampir tidak ada putusnya kegiatan ” Ngaji Bareng” yang digerakkan oleh H Bahrul Ulum. Mulai di masjid, mushola dan rumah anggota ngaji bareng membentuk suatu komunitas ngaji bareng.
Seiring dengan dahsyatnya perkembangan teknologi dan informasi, ngaji bareng juga disiarkan langsung (live streaming) melalui akun media sosial. Dengan demikian kegiatan pengajian ini bukan hanya diikuti oleh mereka yang ada di lokasi, namun mereka yang ada di rumah, perjalanan dan tempat yang jauh bisa mengikuti kegiatan ngaji bareng.
Melalui kegiatan “Ngaji Bareng” diharapkan akan menjadi icon setiap masjid di desa desa, sehingga masjid tidak hanya untuk shalat jamaah lima waktu. Ikhtiar mengembangkan dan meramaikan masjid dengan “Ngaji Bareng” akan bisa memberikan pencerahan keagamaan kepada jamaah. Dalam konteks ukrawi tentu “Ngaji Bareng” menjadi ladang pahala.
Oleh karena itu program yang baik ini akan menjadi menjadi kontribusi umat Islam untuk mewujudkan nilai nilai religiusitas dalam batin. Semangat religius inilah yang akan mengantarkan kita semua menuju ketentraman dan kedamaian hati. ***
Jadwal Ngaji Kitab Kuning :
- Tiap hari Rabu : *Kitab Ihya Ulumuddin Juz 4, Waktu Bada ashar 16.00 s.d. 17.30 WIB Qori KH. Subhan Makmun di Masjid Agung Brebes.
- Tiap Rabu Bada Magrib 18.15 s.d. 19.00 WIB di Masjid Kota Baru Jl. Jendral Sudirman (Masjid Ungu/Masjid Alm. KH. Kalyubi) Timur Polres Brebes. Kitab Ihya Ulumuddin Juz 02 Qori Ustad Wahyudin, M.Si
- Tiap bada Jumat jam 14.00 s.d. 16.30 WIB di Ponpes Al Bukhori Sengon Tanjung, Qori KH. Hudallah Karim. Aurod Dalail Khoirot dan Kitab Ihya Ulumuddin Juz 01.
- Tiap Jumat Bada Isya : Kitab Kasyifatussaja Syarah Safinatunnajah Qori Ustad Nur Kholidin Karangsembung Songgom, Tempat Giliran dirumah anggota Jamiyah. Jam 20.30 s.d. 23.00 WIB.
- Tiap Malam Ahad, Ngaji bersama Dewan masjid Indonesia di rumahnya H. Tobroni Sayidi A. Yani Brebes jam 20.00 WIB s.d. 23.00 WIB Semaan Alquran dan Kitab Tahdzib Madarijissalikihin, Qori KH. Mukmin M Syafiq, LC Luwungragi.
- Tiap Sabtu pagi jam 08.00 s.d. 13.00 WIB *Pengajian 5 Kitab Jam’iyah Mutabiul Ulama (Jamu) termpat bergiliran Brebes, Tegal, Slawi dan Pemalang. Nama Kitab :
- Ihya Ulumuddin
- Asybah wan nAdzhoir
- Sab’ah Mufidah
- Nihayatuz Zain.
- Tafsir Munir
Tempat bergantian antar Desa (jadwal)
- Tiap malam Rabu, waktu Bada Isya 20.00 s.d. 22.30 WIB di Ponpes Al Fattah Tegalgandu, 4 Kitab yakni Kitab Fathul Muin Qori KH. Husni Faqih, Kitab Al Hikam KH. Zaerukhi Alkhafidz, Kitab Tafsir Munir KH. Jawahir Ahmad, Kitab Syamail Muhamadiyah Gus H. Musyaffa. ***