BREBES (aswajanews.di) – Mujahadah adalah mengosongkan hati dan diisi dengan dzikir kepada Alloh. Oleh karena itu mujahadah dibutuhkan ilmu cara agar sampai pada musyahadah. Kehadiran seorang guru atau mursyid dalam istilah tarekat menjadi wajib. Sebab tanpa guru pembimbing dalam berdzikir bisa jagi nanti gurunya syetan. Demikian ditegaskan oleh KH Mas Mansur Tarsudi selaku Mustasyar PCNU Kab Brebes pada acara Mujahadah Ahad Manis di Masjid Al Ikhlas Jagalempeni Timur Kec Wanasari.
Kaifiyat yang diajarkan oleh seorang guru kepada kita menurut Pengasuh PP Al Falah Salafy Jatirokeh, merupakan cara yang mutasil bersambung sanadnya. Masing-masing tarekat memiliki cara atau metode dalam berdzikir. Oleh karena itu diharapkan dalam berdzikir kita memiliki guru atau pembimbing ruhani agar tidak berguru kepada syetan. Melalui dzikir dengan guru maka akan sampai pada tujuan dzikir.
“Kenikmatan duniawi seperti makan, minum tidur dan lain-lain itu sama dengan yang dinikmati oleh binatang. Maka mujahadah itulah yang membedakan antara manusia dengan hewan. Oleh karena itu kalau hidupnya tidak pernah mujahadah maka tak ubahnya dengan hewan dan binatang yang tidak memiliki kewajiban taklifi,” pungkas Kyai Mansur.
Dalam kesempatan tersebut Sekretaris MWC NU Wanasari, Akhmad Sururi menegaskan pentingnya ritual mujahadah. “Berorganisasi dalam hal ini kita mengikuti NU dibutuhkan mujahadah atau olah batin. Para pendiri NU mulai Mbah Hasyim Asy’ari tidak lepas dari mujahadah ketika akan mendirikan NU. Oleh karena itu pilar mujahadah dalam menggerakkan NU sangat penting sebagai upaya untuk menata hati kita dalam berkhidmat kepada NU,” ujarnya.
Jadi sesungguhnya ber NU tidak lepas dari mujahadah yang menjadi ruh organisasi. Tata kelola organisasi yang termaktun dalam AD ART NU dan Perkum adalah aturan yuridis formal organisasi yang harus kita patuhi. Lebih dari itu sekali lagi ikhtiar batin dengan berbagai ritual wiridan sangat menunjang untuk keberhasilan dalam menggerakkan program oraganisasi.
Kita berharap semoga mujahadah yang kita laksanakan setiap Ahad manis oleh MWC NU Wanasari dapat memperkuat harokah batin kita dalam berkhidmat kepada NU dimanapun tempatnya. Lebih lebih sebagai pengurus NU tentu harus memiliki kecerdasan spritual yang ditempa melaui mujahadah, pungkas Akhmad Sururi.
Mujahadah Ahad manis yang dilaksanakan pada hari Ahad, 17 September 2023 bertepatan dengan 1 Rabiul Awal dihadiri oleh Ketua MWC NU Wanasari, H Takmuri dan jajaran Tanfidziyah, pengurus ranting NU dan badan otonomnya se-Kecamatan Wanasari. *(Red)