Beranda Kajian Membangun Pernikahan Sakinah, Mawaddah, Warahmah Pada Usia Muda

Membangun Pernikahan Sakinah, Mawaddah, Warahmah Pada Usia Muda

15
Penulis: Abdul Manan, S.H Praktisi Hukum
membangun
Penulis: Abdul Manan, S.H adalah seorang Praktisi Hukum yang saat ini mengkhususkan diri sebagai advokat

Pernikahan adalah sebuah ikatan sakral yang membutuhkan komitmen dan kesiapan, baik secara mental, emosional, maupun spiritual. Menikah di usia muda sering kali diwarnai oleh semangat cinta dan harapan akan masa depan yang indah. Namun, tanpa kesiapan yang matang, pernikahan usia muda berisiko menghadapi berbagai tantangan yang bisa mengarah pada perceraian.

Pernikahan adalah perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan, pembelajaran, dan perubahan. Ketika seseorang memutuskan untuk menikah di usia muda, banyak hal yang harus dipersiapkan, baik dari sisi mental, emosional, maupun spiritual. Hal ini juga telah dijelaskan dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Pernikahan (UUP), bahwa pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai pasangan suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Nah, untuk mencapai tujuan tersebut dalam Islam Salah satunya adalah terciptanya rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah, yang berarti kedamaian, cinta, dan kasih sayang. Membangun pernikahan yang sakinah, mawaddah, warahmah di usia muda memang bukan perkara mudah, namun dengan niat yang tulus dan komitmen yang kuat, pasangan muda dapat menciptakan hubungan yang penuh kebahagiaan, saling mendukung, dan berkelanjutan.

Sakinah: Menciptakan Kedamaian dalam Rumah Tangga

Kata “sakinah” berasal dari bahasa Arab yang berarti kedamaian atau ketenangan. Dalam konteks pernikahan, sakinah mengacu pada suasana hati yang tenang, bebas dari kegelisahan, dan penuh dengan kedamaian. Untuk mencapai sakinah dalam pernikahan usia muda, kedamaian ini harus dimulai dengan kesiapan mental dari kedua belah pihak. Banyak pasangan muda yang menikah dengan harapan untuk bahagia, namun dalam kenyataannya, pernikahan seringkali menguji kesabaran dan ketangguhan seseorang.

Pernikahan bukan hanya tentang kebahagiaan semata, tetapi juga tentang bagaimana pasangan dapat menghadapi berbagai ujian bersama. Salah satu kunci menciptakan sakinah adalah komunikasi yang efektif. Dalam pernikahan muda, pasangan sering kali merasa terjebak dalam perbedaan pendapat atau persepsi. Oleh karena itu, penting untuk selalu berbicara dengan jujur, terbuka, dan penuh rasa saling menghargai. Ketika ada masalah atau konflik, sebaiknya diselesaikan dengan kepala dingin tanpa terburu-buru mengambil keputusan yang bisa merusak kedamaian hubungan.

Menghindari perselisihan yang tidak perlu dan lebih memilih untuk berdamai serta memaafkan adalah bagian penting dari menciptakan sakinah. Hal ini akan menjaga hubungan tetap harmonis dan memberikan ruang bagi kedamaian untuk berkembang dalam pernikahan. Saling memahami kebutuhan, harapan, dan perasaan pasangan menjadi langkah awal dalam menciptakan rumah tangga yang penuh kedamaian.

Mawaddah: Menumbuhkan Cinta yang Mendalam

Mawaddah yang berarti cinta dan kasih sayang, adalah bagian tak terpisahkan dari pernikahan yang sukses. Cinta dalam pernikahan bukan hanya sekedar perasaan, tetapi sebuah komitmen untuk terus tumbuh bersama, menghadapi kehidupan dengan penuh pengertian dan saling mendukung. Di usia muda, pasangan mungkin masih dalam tahap mengenal diri sendiri, apalagi mengenal pasangan hidup mereka dengan lebih dalam. Oleh karena itu, penting untuk membangun kepercayaan dan keterbukaan.

Cinta dalam pernikahan juga berkaitan dengan keinginan untuk saling mengerti, tidak hanya saat semuanya berjalan lancar, tetapi juga ketika ada tantangan dan perbedaan pendapat. Di usia muda, banyak pasangan yang mungkin masih terpengaruh oleh emosi atau keinginan pribadi, namun pernikahan mengajarkan mereka untuk lebih bijaksana dalam merespons masalah dan belajar untuk meletakkan kepentingan bersama di atas segalanya.

Salah satu bentuk cinta adalah pengorbanan. Dalam pernikahan, pengorbanan bukan berarti kehilangan identitas diri, tetapi lebih kepada kesediaan untuk memberikan waktu, tenaga, dan perhatian kepada pasangan. Cinta dalam pernikahan mengharuskan kedua belah pihak untuk saling memberi dan menerima, bukan hanya mengambil. Ketika pasangan muda memahami bahwa cinta itu adalah tindakan nyata dan bukan sekedar kata-kata, hubungan mereka akan semakin kuat dan langgeng.

Warahmah: Menumbuhkan Kasih Sayang dalam Setiap Tindakan

Warahmah, yang berarti kasih sayang, adalah unsur penting dalam pernikahan. Kasih sayang ini tidak hanya ditunjukkan dalam kata-kata atau perasaan, tetapi juga dalam tindakan nyata yang membuat pasangan merasa dihargai dan dicintai. Pernikahan di usia muda sering kali diwarnai dengan berbagai perubahan dan adaptasi, sehingga kasih sayang yang tulus akan memberikan ketenangan hati dan rasa aman dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Kasih sayang yang dimaksud bukan hanya tentang perhatian fisik atau romantisme, tetapi juga bagaimana pasangan saling mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan hidup bersama. Tindakan-tindakan kecil, seperti saling mengingatkan, memberi dukungan emosional, dan membantu pasangan dalam kesulitan, akan membangun ikatan yang lebih kuat. Dalam pernikahan usia muda, kasih sayang ini juga bisa dilihat dalam cara pasangan mendidik anak-anak kelak, di mana kasih sayang akan tercermin dalam pola asuh yang penuh cinta dan perhatian.

Menjaga Sakinah, Mawaddah, Warahmah di Usia Muda

Untuk mencapai pernikahan yang sakinah, mawaddah, warahmah, dibutuhkan kesiapan yang matang dan niat yang tulus dari kedua belah pihak. Kunci utama adalah komunikasi, saling pengertian, dan komitmen untuk terus berkembang bersama. Pernikahan bukanlah akhir dari pencarian kebahagiaan, tetapi sebuah perjalanan yang memerlukan usaha dan kesabaran. Dalam menghadapi segala tantangan yang datang, pasangan muda harus tetap menjaga prinsip dasar dari pernikahan, yaitu menciptakan kedamaian, menumbuhkan cinta yang mendalam, dan menebarkan kasih sayang yang tulus.

Dengan menerapkan nilai-nilai sakinah, mawaddah, warahmah dalam kehidupan rumah tangga, pernikahan usia muda bisa menjadi pondasi yang kuat untuk membangun keluarga yang penuh kebahagiaan, keberkahan, dan kedamaian. Hal ini akan memberikan kekuatan dan ketahanan bagi pasangan untuk menghadapi segala ujian hidup, sehingga mereka bisa tetap bersama dalam perjalanan panjang yang penuh warna.

Pernikahan usia muda dapat menjadi perjalanan yang indah dan penuh berkah. Ingatlah bahwa setiap permasalahan adalah ujian yang bisa memperkuat hubungan jika dihadapi dengan sabar dan kerja sama. Bangunlah rumah tangga yang kokoh dengan cinta, pengertian, dan tekad untuk selalu bersama, sehingga pernikahan tidak hanya menjadi sakinah, mawaddah, warahmah, tetapi juga abadi hingga akhir hayat. ***

www.youtube.com/@anas-aswaja


Eksplorasi konten lain dari aswajanews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.