Suatu kehormatan bagi saya untuk memberikan kata pengantar dalam buku yang akan segera terbit dengan judul 106 Untaian Mutiara Aqidah, Mengulas Berbagai Sisi Kebenaran dan Kemoderatan Ahlus Sunah wal Jamaah. Buku ini sangat berbobot karena kaya dengan khazanah Teologi pemahaman Aswaja. Sebuah pemahaman yang secara komprehensif memperkuat konsep tawasut, tawazun dan ta’adul dengan menyatukan pemahaman terhadap beberapa teks yang terkadang masih ada salah tafsir.
Disinilah perlu mengeksplorasi pemahaman yang komprehensif dari beberapa perspektif sehingga implementasi makna tawasut menjelma dalam tataran amaliah orang yang menganut Aswaja dengan bersandar kepada keilmuan yang bisa dipertanggung jawabkan.
Buku karya Kyai Abdul Haq hadir memberikan pencerahan atas berbagai pemahaman yang selama ini sebatas jargon dari Aswaja tapi terkadang tersusupi oleh pemahaman yang tidak sejalan dengan disiplin ilmu tauhid. Pemahaman dalam prespektif keagamaan tenrj bersandar kepada orang orang yang memiliki otoritas keilmuan. Oleh karena itu sebagai pesan Pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari, kita harus memahami dari mana Ilmu agama itu kita mendapatkannya. Karena agama dan keimanan sesungguhnya persoalan yang tidak bisa dilepaskan dari nash.
Membaca karya Kyai Abdul Haq kita semua mendapatkan cahaya pemahaman keagamaan yang lurus di jalan tengah (moderat). Inilah sesungguhnya sikap dan pemahaman Islam yang bisa diterima oleh semua kalangan. Kelenturan atau toleransi dalam bergama di republik Indonesia bukan menjadi wilayah tauhid, tapi lebih pada sikap keberagamaan.
Sementara agama dalam area idiologis memiliki otoritas yang berdimensi transendental. Sehingga tidak semua orang bisa menjamahnya tanpa kapasitas yang memadai. Ini membutuhkan pencerahan yang sangat. Disinilah buku yang dibesut oleh Kyai Abdul Hak memberikan pencerahan kesimbangan dengan bahasa yang mudah difahami.
Sesungguhnya nilai Islam Washatiyah disuguhkan menjadi prilaku yang mengharmonikan kehidupan sosial. Nilai Islam itu sendiri berpangkal dari pemahaman teks Qur an dan Hadis dengan dukungan perangkat Ilmu lainnya (Ushul Fiqh, Balaghoh dan lainnya).
Keseimbangan pemahaman terhadap teks keagamaan dalam dimensi tauhid, fiqih dan tasawuf menjadi sebuah keniscayaan untuk memasuki Islam Kaffah. Oleh karena itu tiga dimensi untuk menjadi kesatuan yang utuh dibutuhkan penyajian pemikiran para Ulama Salaf yang sudah diakui kredibilitas keilmuannya.
Membaca dan memahami buku karya Kyai Abdul Haq, mengantarkan kita semua pada titik kesadaran yang lurus bagi yang merasa sudah dalam posisi lurus pemahaman selama ini. Kehadiran buku ini mengajak kita semua untuk berfikir lurus di jalan yang lurus dengan dukungan dalil yang semua memiliki benang merah (keterhubungan).
Sangat penting bagi para pegiat keagamaan yang akrab dengan dunia pemikiran keagamaan membaca buku karya Kyai Muda yang pernah mengenyam pendidikan Pesantren di Lirboyo Kediri. Lebih dari itu buku ini bisa menjadi referensi bagi para akademisi untuk menambah wawasan Aqidah Islam yang moderat. ***
Eksplorasi konten lain dari aswajanews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
 
             
  
	










