BREBES (Aswajanews.id) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Brebes menjalin kerja sama (MoU) dengan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Brebes dalam bidang pembinaan mental dan spiritual bagi warga binaan.
Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan oleh Kepala Lapas Brebes Gowim Mahali dan Ketua LDNU Kabupaten Brebes Kyai Muhammad Mawardi, pada Kamis (13/11/2025).
Kepala Lapas Brebes, Gowim Mahali, menegaskan bahwa pembinaan keagamaan merupakan salah satu program prioritas dalam upaya pembentukan karakter warga binaan.
“Pembinaan rohani seperti ini adalah pondasi penting dalam membangun karakter warga binaan. Kami ingin memastikan mereka dibekali nilai-nilai moral dan spiritual sebagai bekal hidup bermasyarakat setelah bebas nanti,” ujarnya.

Menurut Gowim, kolaborasi dengan organisasi keagamaan seperti LDNU menjadi langkah strategis dalam mendukung program zero recidivism—upaya menekan angka residivis—melalui pendekatan pembinaan berbasis nilai dan etika.
Sementara itu, Ketua LDNU Brebes Kyai Muhammad Mawardi turut memberikan motivasi kepada warga binaan agar senantiasa beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT di mana pun berada, sekalipun sedang di balik jeruji besi.
“Ibadah tidak terbatas ruang dan waktu. Justru di tempat seperti ini, kita memiliki kesempatan lebih banyak untuk bermuhasabah dan memperbaiki diri. Jangan berhenti berharap pada rahmat Allah, karena setiap taubat yang tulus pasti diterima,” pesan Kyai Mawardi.
Lebih lanjut, Kyai Mawardi juga menyampaikan bahwa setiap manusia memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dengan harapan dapat memulai hidup yang lebih baik setelah menjalani hukuman.
“Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Yang terpenting adalah niat yang sungguh-sungguh dan tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik ketika kembali ke masyarakat,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ustadz Wahyudin dalam ceramahnya menekankan pentingnya bertaubat dan menyesali setiap kesalahan yang telah dilakukan.
“Setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Namun, Allah membuka pintu taubat bagi siapa pun yang ingin memperbaiki diri. Jadikan masa pembinaan ini sebagai waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memulai lembaran baru kehidupan,” tuturnya.
Kerja sama ini diharapkan menjadi langkah berkelanjutan dalam menciptakan lingkungan pembinaan yang religius, humanis, dan berorientasi pada pemulihan sosial warga binaan.
(Kontributor: Didi Nurdiansyah/H. Abdul Hamid)
Eksplorasi konten lain dari aswajanews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.






























