JAKARTA (Aswajanews.id) – Komnas HAM merilis hasil investigasi Tragedi Kanjuruhan, Kabupaten Malang yang menewaskan 125 orang.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, mengungkap hasil tersebut di channel YouTube resminya berjudul Update Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM atas Peristiwa Kemanusiaan Stadion Kanjuruhan pada Rabu (5/10/2022).
Menurutnya, keterangan antara suporter dan pemain Arema FC sinkron, yaitu tidak ada tak ada ancaman pada pemain Arema saat suporter turun lapangan.
Keterangan ini berguna untuk mengusut asal muasal penyebab terjadinya bentrok hingga pelepasan gas air mata oleh aparat.
Choirul Anam menyampaikan jika tujuan Aremania untuk turun ke lapangan hanya untuk memberikan semangat dengan berkomunikasi secara langsung.
Dia menekankan bahwa pernyataan ini satu suara baik dari keterangan suporter maupun pemain.
Dari sejumlah video yang beredar juga berhasil mendokumentasikan pemain Sergio Silva berinteraksi langsung dengan suporter di lapangan, tanpa ada terlihat gestur penyerangan.
Oleh sebab itu, Komnas HAM membantah jika ada narasi yang menyebutkan bahwa suporter turun ke lapangan untuk menyerang para pemain.
“Jadi kalau ada informasi yang bilang bahwa suporter ke sana mau menyerang pemain, ceritanya tidak seperti itu. Jadi dinamika ini sangat penting dan harus dipahami publik,” pungkas Choirul.
Sebelumnya, terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pada pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya, Sabtu (1/10/22).
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., mengatakan jumlah total kematian sejauh ini adalah 125 orang.
Sementara itu ratusan orang masih menjalani perawatan di delapan rumah sakit. (*)