Bandung (aswajanews.id) – Pernah mendengar nama Otje Djundjunan? Ya, ia merupakan Wali Kota ke-8 yang memimpin Kota Bandung pada periode 1971 – 1976.
Almarhum yang bernama lengkap, Otje Abdullah Achmad Djundjunan Setiakusumah merupakan seorang perwira tinggi militer.
Otje dikenal sangat aktif dalam dunia kepemudaan. Ia dikenal sebagai inisiator wadah kepemudaan untuk mengembangkan potensi pemuda pemudi dengan tidak membeda-bedakan suku, ras, agama dan sebagainya.
Atas hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggunakan nama Otje Djundjunan sebagai nama aula di Gedung Generasi Muda (GGM) Kota Bandung, Rabu 18 Mei 2022.
Peresmian tersebut dihadiri langsung oleh Wali Kota Bandung, Yana Mulyana dan Isteri Alm. Otje Djunjunan, Popong
Otje Djundjunan.
Yana mengatakan, kehadiran fasilitas ini merupakan komitmen Pemkot Bandung membangun kualitas generasi muda.
“Fakta sejarah itu bahwa bapak Otje ini sebagai inisiator di tempat ini. Kami tentunya merasa bahwa gedung ini memiliki sejarah,” ujarnya.
Yana mengungkapkan, GGM Kota Bandung yang terletak di Jalan Merdeka telah banyak melahirkan banyak tokoh yang berkiprah mulai dari Kota Bandung hingga mancanegara.
“Tempat ini dari dulu saya pernah ketahui memang gedung GGM ini lahirkan sangat banyak tokoh yang berkiprah tidak hanya di Bandung, Jawa Barat, saja bahkan nasional hingga internasional,” kata Yana.
Ia berharap, nama Otje Djundjunan bisa memberikan energi posisif yang mampu meningkatkan kiprah pemuda Kota Bandung.
“Kita ketahui energi pemuda Bandung ini luar biasa. Tinggal kita arahkan hal positif,” ujarnya.
“Semangat yang sudah diwariskan itu bisa memberi spirit untuk memberikan terbaik bagi Kota Bandung. Mudah-mudahan ini suatu kehormatan bagi keluarga besar Otje,” tutur Yana.
Di tempat yang sama, Istri Otje Djunjunan, Popong Otje Djunjunan berterima kasih kepada Wali Kota Bandung, Yana Mulyana dan Pemkot Bandung yang telah menginisiasi ide nama aula tersebut.
“Terima kasih kepada Wali Kota Bandung (Yana Mulyana)
Juga Pemerintah Kota Bandung atas idenya,” kata Popong.
Ia pun berharap, tempat itu bisa digunakan oleh semua kalangan, tanpa memandang etnis hingga agama.
“Tentu satu hal ini untuk semua etnis, semua agama. Menunjukan di Kota Bandung itu bersatu. Kita aktif dalam satu wadah forum pembauran kebangsaan,” katanya. (Diskominfo Kota Bandung)