BANDUNG (Aswajanews.id) — Peringatan Hari Anak Sedunia 2025 menjadi momentum penting bagi para orang tua untuk kembali menyoroti tantangan besar yang dihadapi generasi muda di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital. Dari Kota Bandung, seorang ibu rumah tangga yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial, Ibu Yeti, menyuarakan langsung keprihatinannya terhadap kesehatan mental dan pergaulan anak-anak di era modern.
Aktif mendampingi kegiatan kemasyarakatan, terutama yang berkaitan dengan anak-anak dan keluarga, membuat Ibu Yeti sering berinteraksi dan mengamati perkembangan perilaku remaja serta anak-anak usia sekolah di lingkungannya. Dari pengalamannya itu ia melihat bahwa perubahan digital membawa dampak signifikan, baik positif maupun negatif.
Bagi dirinya, Hari Anak Sedunia bukan hanya seremonial tahunan, melainkan pengingat bahwa generasi penerus bangsa harus mendapatkan lingkungan yang aman, sehat, serta penuh dengan bimbingan orang dewasa.
“Hari Anak Sedunia ini momen global untuk menegakkan kesejahteraan anak — pendidikannya, kesehatannya, dan pergaulannya. Kita harus mendukung penuh kehidupan mereka, terutama mental anak-anak di zaman sekarang,” ujar Ibu Yeti saat ditemui di Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Kamis (20/11/2025).
Ia menegaskan bahwa perkembangan teknologi memang membawa banyak manfaat bagi anak-anak, seperti kemudahan belajar dan akses informasi. Namun, tanpa pendampingan orang tua, mereka dapat terjebak dalam penggunaan gawai yang berlebihan.
“Baiknya, anak-anak cepat mengerti dan bisa mempelajari banyak ilmu. Tapi buruknya, mereka sering tidak tahu waktu kalau sudah pegang handphone, apalagi kalau main game,” tambahnya.
Keterlibatannya dalam berbagai kegiatan sosial membuatnya semakin peka melihat perubahan perilaku di kalangan anak-anak. Ia mengingatkan bahwa kurangnya kontrol serta pendampingan dapat membuka peluang anak mengakses konten yang tidak sesuai usia.
“Anak-anak yang sedang main HP harus diperhatikan. Kita harus tahu apa yang mereka buka dan lakukan, supaya tidak terlalu jauh tenggelam dalam dunia digital itu dan tidak terjerumus ke hal-hal yang buruk,” tegasnya.
Melalui momentum Hari Anak Sedunia 2025, Ibu Yeti mengajak para orang tua untuk lebih aktif terlibat dalam pengasuhan, baik di lingkungan rumah maupun dalam kegiatan sosial. Ia menilai kerja sama antara keluarga dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan mental serta kualitas pergaulan anak di tengah dunia digital yang terus berkembang pesat.
(Reporter: Uus)
Eksplorasi konten lain dari aswajanews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.





























