Beranda Nusantara Haul Masyayekh Lirboyo di Brebes, Gus Reza: Haul Jadi Media Sambung Ruhani...

Haul Masyayekh Lirboyo di Brebes, Gus Reza: Haul Jadi Media Sambung Ruhani dengan Guru

137

BREBES (Aswajanews.id) – Ribuan masyarakat Brebes, alumni, wali santri, serta warga Nahdliyin menghadiri Haul Masyayekh Lirboyo dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lapangan Desa Rengaspendawa, Kecamatan Larangan, Ahad malam (31/8).

Acara tersebut menghadirkan Dr. KH. Reza Ahmad Zahid (Gus Reza), cucu dari Almaghfurlah KH. Mahrus Aly Lirboyo sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo. Dalam mauidzoh hasanahnya, Gus Reza menyampaikan pentingnya haul sebagai wujud sambung ruhani (alaqoh ruhani) antara santri dengan para masyayekh.

“Ketika seorang wali atau orang saleh wafat, ruhnya tetap berhubungan dengan murid-muridnya. Hubungan inilah yang menjadi jalan turunnya cahaya dan anugerah dari Allah. Maka haul ini menjadi media kita untuk mendapat doa, berkah, serta sambung ruhani dengan guru-guru kita,” ujar Gus Reza.

Menurutnya, para wali Allah meskipun sudah wafat tetap merasakan lantunan doa dan ayat suci Al-Qur’an yang dihadiahkan oleh umat. Mereka tidak mati, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an bahwa orang yang wafat di jalan Allah tetap hidup dan memperoleh rezeki di sisi-Nya.

Gus Reza juga mengutip pendapat para ulama klasik seperti Ibnu Hajar Al-Asqalani, Imam Jalaluddin As-Suyuthi, hingga Syekh Zakariya Al-Ansori yang menegaskan bahwa ulama dan para wali Allah tetap hidup di alam barzakh serta masih dapat mendoakan umatnya.

Selain itu, Gus Reza menyinggung peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang menurut sejarah sudah dimulai sejak abad ke-2 Hijriyah. Ia mencontohkan sosok Jurosyiyah (Khoizurroh), seorang istri raja yang merayakan kelahiran Nabi dengan penuh kegembiraan.

“Kecintaan kepada Nabi juga dicontohkan Abu Bakar Ash-Shiddiq ketika menemani Rasulullah hijrah di gua Tsur. Meski digigit ular, rasa sakitnya hilang karena cintanya kepada Nabi,” terang Gus Reza.

Dalam ceramahnya, Gus Reza juga memaparkan tahapan mahabbah (cinta) dalam tasawuf, mulai dari tholab (mencari kekasih), iqtirob (ingin mendekat), al-jam’u (selalu bersama), fana (lebur dalam cinta), hingga baqo (abadi dalam cinta).

45BCD8D7 AF24 43FB AD68 547F57C91060

Hadir pula sejumlah tokoh antara lain:

  • KH. Nur Mahin Khudlori, Ketua PW HIMASAL Jateng sekaligus pengasuh Ponpes API Tegalrejo Magelang,

  • KH. Hirin Dul Qornen, Ketua PC HIMASAL Brebes,

  • KH. Makdori, yang memimpin tahlil haul,

  • KH. Umar Mahmud, dzuriyah Ponpes Gedungan,

  • KH. Nuriddin Syamsudin, pengasuh Ponpes Al Hasaniyah Kedawon,

  • KH. Athoilah Sofwan, Ketua MWC NU Larangan.

Acara berlangsung khidmat, diiringi lantunan shalawat dan doa bersama, sebagai bentuk penghormatan kepada para masyayekh Lirboyo serta kecintaan kepada Rasulullah SAW. (Red/Nas)


Eksplorasi konten lain dari aswajanews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.