BREBES (Aswajanews.id) – Komunitas Gusdurian Pemersatu Brebes menggelar ngopi toleransi dan doa lintas agama, sekaigus haul ke-13 Gus Dur dengan mengangkat tema mengenang Gus Dur merawat perdamaian di PAUD Al Auni, Sengon Kulon, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Kamis Malam (29/12).
Dalam acara tersebut, dihadiri oleh perwakilan dari tokoh agama, yakni Tokoh Orang Muda Katolik Paroki Gereja Santa Fatima Tanjung Bang Zai, Tokoh Vihara, Tokoh Kong Hu Cu se-Kabupaten Brebes.
Ketua pelaksana kegiatan, Kang Sepri Sarwo Pitu mengatakan kegiatan tersebut untuk merelevansikan yang telah Gus Dur ajarkan, yaitu tentang kesetaraan toleransi dan perdamaian kemanusiaan.
“Gus Dur pernah bilang, yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan. kita bisa liat sendiri bahwa, masing-masing diantara kita duduk sama rata dan saling menebarkan kebaikan dan kasih sayang,” ujarnya.
“Yang dimaksud Toleransi itu tidak semata-mata kemudian mencampur adukan keyakinan, akan tetapi lebih pada pengaplikasian dari Sila ke-3 Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Semoga kegiatan seperti ini akan terus berlangsung dan menjadi regenerasi bagi Gusdurian Brebes sesuai dengan 9 nilai utama Gus dur,” ujarnya.
Moh. Syafiq Yunensa, Demisioner Gusdurian UIN Walisongo Semarang, sekaligus menjadi narasumber pada kegiatan Ngopi toleransi menyampaikan Gusdurian merupakan sebuah kata kerja yang bukan hanya mengagumi tetapi lupa dengan berbagai pemikiran dan gerakan-gerakan yang telah dilalui Gus Dur, maka juga harus meneladani perilaku Gus Dur.
“Banyak hal yang bisa kita gali dari sosok Gus Dur yang dikenal sebagai Bapak Pluralisme, dan Gusdurian menjadi salah satu komunitas yang terus berkomitmen untuk membangun dan mendampingi masyarakat sipil,” pungkasnya. (Pewarta: A’isy Hanif Firdaus)