Guru Madin dan Pilgub Jawa Tengah menjadi dua diksi yang menarik menjelang perhelatan Pilkada Jawa Tengah pada bulan Nopember 2024. Keterlibatan komunitas guru Madin dalam Pilgub akan menjadi warna kepentingan aspirasi politik keberpihakan kepada Madin di Jawa Tengah. Keberpihakan secara politis dimulai dengan dukungan politik melalui proses komunikasi.
Sebagai komunitas Madin yang sebagian besar hidup di pedesaan pada satu sisi memiliki keterbatasan informasi politik menjelang Pilkada. Disisi yang lain guru Madin menjadi tokoh masyarakat di lingkungan yang bisa menjadi rujukan pilihan politik bagi warga setempat. Oleh karena itu
dua sisi akan bertumpu pada satu harapan politik dengan menggerakkan kekuatan suara dari komunitas guru Madin.
Era demokrasi mendorong partisipasi politik dari komunitas Madin dengan menjadi konstituen yang cerdas. Meskipun pendidikan politik untuk komunitas guru Madin sangat minim akan tetapi pilihan politik akan berdampak kepada masa depan Madin khususnya di Jawa Tengah. Oleh karena itu kekompakan dalam satu komando untuk mewujudkan kekuatan politik sangat penting.
Pilkada langsung sebagai salah satu instrumen demokrasi dibutuhkan kecerdasan dalam menentukan pilihan. Hal tersebut agar hajat demokrasi 5 tahunan tidak berhenti pada tataran ritual demokrasi namun agar berimbas kepada kemajuan Jawa Tengah khususnya di bidang pendidikan keagamaan sebagai pilar dalam sistem pendidikan nasional.
Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, pendidikan keagamaan dalam hal ini Madin dibutuhkan uluran tangan para pengambil kebijakan untuk membawa Madin kepada pusaran kebijakan Pemprov. Disinilah kehadiran Kepala Daerah / Gubernur menjadi kekuatan dengan kebijakannya sangat diharapkan dapat berpihak kepada Madin.
Periode kedua pasangan Ganjar dan Gus Yasin memberikan kebijakan anggaran insentif untuk pegiat pendidikan keagamaan termasuk guru Madin. Hal tersebut dapat dirasakan langsung oleh guru Madin yang sebagian besar di pedesaan.Kebijakan ini tentu diharapkan bisa dilanjutkan oleh Gubernur berikutnya. Jadi siapapun calon gubernurnya yang memilki perhatian kepada pendidikan keagamaan maka.sudah sepatutnya kita dukung bersama.
Komunitas guru Madin yang tergabung dalam FKDT (Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah) merupakan entitas politik yang akan memiliki makna dalam Pilgub. Meskipun FKDT buka partai politik, namun lokomotif FKDT bisa memberikan pencerahan kepada guru Madin terhadap kepentingan Madin di Jawa Tengah. Oleh karena itu kecerdasan komunikasi menjadi penting untuk mewujudkan dan mengusung aspirasi guru Madin se Jawa Tengah. (*)