Aktual

Gempa Cianjur Tidak Berpotensi Tsunami, BMKG : Waspada Gempa Susulan

CIANJUR (Aswajanews.id) – Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 skala richter terjadi hari ini Senin, 21 November 2022 pada pukul 13.21 Waktu Indonesia Barat. Gempa bumi ini terasa kuat hingga mengguncang wilayah DKI Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung dan sekitarnya.

Menurut laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG, pusat gempa bumi itu berada di koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur, sekira 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur Jawa Barat, pada kedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi menimbulkan sunami.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Rizal, mengatakan, guncangan kuat gempa sangat dirasakan warga Kabupaten Cianjur. Gempa terasa beberapa menit membuat panik warga hingga menyebabkan rumah warga rusak berat hingga roboh.

“Ada beberapa bangunan yang roboh. Ini saya mau meyakinkan di lapangan terkait gempa yang terjadi barusan. Kami sedang melakukan pengecekan dampak yang terjadi,” kata Rizal dalam perbincangan dengan wartawan.

“Di gedung BPBD ini ada yang retak, ada yang roboh. Gempanya cukup besar. Listrik di kantor BPBD Cianjur mati. Di wilayah Cianjur kota sekarang listrik mati,” ungkapnya.

Ratusan warga terus berdatangan membawa para korban baik yang meninggal dunia maupun luka-luka ke RSUD Sayang Cianjur. Pihak RSUD Sayang kewalahan menampung para korban, sehingga banyak korban berada di halaman gedung rumah sakit.

Data sementara yanng didapatkan dari pihak RSUD Sayang, korban meninggal dunia sebanyak 44 jiwa, sedangkan korban luka-luka sekitar 250 orang, baik luka berat ataupun luka ringan. Korban mayoritas akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

“Korban sementara masih didata, baik korban meninggal maupun luka-luka,” ungkap Bupati Cianjur H. Herman Suherman ketika berada di RSUD Sayang didampingi Kapolres dan Dandim.

Herman mengatakan, Gempa bumi yang terjadi di Cianjur mengakibatkan ratusan orang mengalami luka-luka dan puluhan jiwa meninggal dunia.

Banyak korban yang dibawa ke beberapa rumah sakit. “Seluruh rumah sakit penuh oleh para korban. Disini saja masih ada ratusan korban luka-luka terus berdatangan,” ucapnya sambil menitikan air mata.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, rumah-rumah warga hingga gedung Sekretaris Daerah atau Sekda hancur imbas gempa berkekuatan magnitudo 5,6 di wilayah kabupaten Cianjur, Senin siang.

“Warga histeris, rumah-rumah hancur, pendopo plafonnya berjatuhan, gedung Sekda hancur dan listrik padam. Perabotan rumah tangga warga hancur,” kata Herman.

Tak hanya itu, Herman juga mengatakan gempa dengan getaran yang kuat itu menimbulkan bencana longsor yang membuat jalur Cipanas dan Cianjur terputus.

“Ada longsor, ada mobil tertimpa longsor. Jalur Cipanas dan Cianjur terputus karena longsor,” tambah Herman.

Herman juga mengatakan wilayah yang paling terdampak adalah Kecamatan Cugenang. Sementara wilayah Cianjur Selatan menurut laporan warga masih aman. “Cugenang dari Kota Cianjur kurang lebih 5 kilometer,” kata Herman.

Selain itu, gempa berpusat di Kabupaten Cianjur ini juga terasa di berbagai tempat seperti di rumah Sakit Tumbuh Kembang Depok, di Polda Metro Jaya dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, di Gedung DPR Jakarta Pusat, di Balai Kota Jakarta, hingga di Kampus IPB Bogor.

Dalam keterangan terpisah, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkap potensi gempa susulan dan mengimbau masyarakat keluar dari gedung sementara.

“Kami mohon sebaiknya, termasuk kami sendiri ini ada di dalam gedung, sebaiknya segera keluar saja, menunggu, karena kemungkinan masih bisa ada gempa-gempa susulan,” kata Dwikorita di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/11/2022).

BMKG mengungkap penyebab gempa berpusat di Cianjur terasa kuat mengguncang hingga di Jakarta. Kepala BMKG Dwikorita menyebut gempa tersebut diduga akibat dari pergerakan Sesar Cimandiri.

“Diduga ini merupakan pergerakan dari Sesar Cimandiri, jadi bergerak kembali,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Senin (21/11/2022).

Gempa itu, jelas Dwikorita, berpusat di sekitar Sukabumi-Cianjur. Dia mengatakan gempa itu terjadi akibat patahan geser.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga menyampaikan bahwa ada sejumlah prosedur saat gempa terjadi seperti ketika gempa Cianjur terjadi hari ini. Prosedur ini perlu diperhatikan terutama bagi warga yang tengah berada di dalam ruangan. Berikut ini poin-poin yang disampaikannya:

Saat goyangan gempa terjadi, harus bersembunyi di bawah meja.

Saat goyangan akibat gempa berhenti, harus segera keluar dari gedung.

Kosongkan gedung terlebih dahulu, lalu menunggu di luar sampai menunggu perkembangan. ***