TEGAL (Aswajanews.id) – Sebanyak 59 MDTA di wilayah Kecamatan Pangkah Kab Tegal, menyelenggarakan kegiatan ujian praktek ibadah bersama. Seluruh MDTA tersebut dipusatkan di MDTA Dabin. Masing-masing Dabin diikuti oleh 350 peserta. Adapun empat Dabin tersebut adalah MDTA Ikhsaniyah Dukuhjati Kidul, MDTA Miftahul Falah Kendalserut, MDTA Tarbiyahtul Atfal Kalikangkung dan MDTA An Nashiriyah Paketiban.
Ujian praktek Ibadah yang dilaksanakan pada Ahad, 12 Januari 2025 dilaksanakan secara serentak mulai jam 07.00 s.d 13.00 WIB. Masing-masing peserta memiliki satu pendamping guru putra dan putri dari MDTA yang bersangkutan. Sementara tim penguji yang telah ditetapkan oleh Panitia menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam tata tertib ujian praktek ibadah.
Ketua Panitia Ujian Praktek Ibadah tingkat Kec Pangkah, Moh Dasuki mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan program rutin yang diselenggarakan oleh DPAC FKDT Kec Pangkah. “Ini program rutin yang diselenggarakan setiap tahun. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana pemahaman teori yang dipelajari dengan praktek. Lebih dari itu tentu kita bisa mengetahui secara langsung bagaimana mereka berwudhu dan sholat yang benar dari sisi gerakan dan ucapan, ” kata Ustd Moh Dasuki.
“Alhamdulillah seluruh peserta sangat antusias dan penuh semangat dalam menjalani ujian praktek ibadah. Ini menjadi bagian dari evaluasi pembelajaran yang bisa dilihat secara langsung. Jadi selama ini mereka belajar teori wudlu dan sholat, hari ini mereka melaksanakan wudlu dan sholat yang dinilai oleh tim penilai,” tambah Ust Dasuki.
Menurut Ust Dasuki yang didaulat sebagai Ketua Panitia, ujian praktek ibadah yang dilaksanakan oleh MDTA se-Kec Pangkah bisa menjadi syiar Islam sekaligus memperkenalkan MDTA di tengah tengah masyarakat, bahwa santri Diniyah juga ada ujian praktek ibadah yang meliputi sholat dan wudlu.
Secara terpisah, Akhmad Sururi selaku Wakil Ketua DPW FKDT Jawa Tengah mengapresiasi kegiatan ujian praktek ibadah yang diselenggarakan oleh DPAC FKDT Kec Pangkah. “Ini sungguh kegiatan yang sangat luar biasa, karena mereka (santri MDT) melaksanakan praktek ibadah secara langsung. Dengan demikian teori yang selama ini dipelajari dipraktekkan dan dinilai oleh tim penilai. Kegiatan ini bisa menjadi contoh untuk MDTA se Indonesia,” kata Akhmad Sururi.
“Ujian Praktek Ibadah ini menjadi bagian dari ikhtiar untuk meningkatkan kualitas pendidikan MDT. Sebab dengan ujian praktek akan mengukur ketrampilan yang bersifat aplikatif dari ilmu pengetahuan agama yang selama ini dipelajari. Karena sesungguhnya ilmu ibdah untuk diamalkan atau dikerjakan bukan berhenti dibaca dan dipahami. Melalui ujian praktek ini, semoga menjadi washilah untuk membiasakan anak anak kita beribadah sesuai dengan ketentuan syariat atau Fiqih,” pungkas Akhmad Sururi yang pernah nyantri di Pesantren Lirboyo Kediri. (Red/Nas)