KARAWANG (Aswajanews.id) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Siaga Darurat Bencana Banjir, Cuaca Ekstrem, Abrasi dan Tanah Longsor, dipadukan dengan Raker Forum Pengurangan Bencana yang dilaksanakan di Aula Lantai 3 Gedung Singaperbangsa, Kamis (7/11/2024).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Mahpudin meminta kepada masyarakat Kabupaten Karawang untuk waspada menghadapi bencana hidrometeorologi basah menjelang musim penghujan di November 2024 hingga awal tahun 2025.
Ia menjelaskan, bencana hidrometeorologi basah adalah bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat adanya cuaca ekstrem, seperti hujan yang sangat lebat melebihi normalnya. Jenis bencana hidrometeorologi ini sering terjadi pada periode musim hujan.
Kelompok bencana hidrometeorologi basah diantaranya yakni meliputi banjir, tanah longsor, dan puting beliung, pergeseran tanah. Pemkab Karawang juga mengantisipasi adanya bencana abrasi dan gelombang ekstrem yang terjadi di wilayah pesisir utara Karawang.
Ia menambahkan, Pemkab Karawang akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait baik dari TNI-Polri, Basarnas dan pihak-pihak lainnya untuk bisa meminimalisir dampak bencana hidrometeorologi basah tersebut.
“Masyarakat harus waspada menjelang perubahan cuaca dan prediksi curah hujan ekstrem dalam beberapa bulan ke depan, namun masyarakat tetap tenang dan lakukan aktivitas seperti biasa,” ujarnya.
Di Kabupaten Karawang, tambah dia, terdapat tiga sungai yang berpotensi meluap karena curah hujan tinggi. Yakni Sungai Citarum, Sungai Cibeet dan Sungai Cilamaya. Untuk itu, masyarakat sekitar sungai diminta waspada dan antisipasi tingginya curah hujan.
Selain itu, BPBD juga memetakan beberapa wilayah rawan longsor dan pergeseran tanah. Diantaranya Kecamatan Ciampel dan Tegalwaru. Sementara, untuk wilayah pesisir laut juga harus mewaspadai abrasi dan juga gelombang ekstrem. (Red)