Pelayanan Publik

Bendungan Raksasa Senilai Rp2 Triliun Ini Bakal Jadi Ikon Baru Sumedang

SUMEDANG (Aswajanews.id) – Sumedang, Jawa Barat, memiliki infrastruktur penting yang sangat penting untuk pertanian salah satunya bendungan.

Bukan Jatigede, sebuah bendungan baru yang diprediksi akan terisi air secara penuh hingga 2026 ini digadang-gadang akan menjadi ikon baru di Kabupaten Sumedang. Bendungan yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp2,03 triliun yang bersumber dari APBN tersebut akan meningkatkan jaringan irigasi di kawasan segitiga Cirebon-Patimban-Kertajati (Rebana), mencakup wilayah Kabupaten Sumedang, Indramayu, dan sekitarnya.
Mengutip dari laman ANTARA, Pemkab Indramayu merespon positif kehadiran Bendungan Cipanas yang dapat menunjang sistem pengairan yang lebih efektif di wilayah pertanian mereka. Pjs Bupati Indramayu, Dedi Taufik, mengungkapkan bahwa bendungan tersebut akan mengairi sekitar 6.000 hektare lahan pertanian di wilayah Kecamatan Terisi, Losarang, dan Kandanghaur, serta tambahan 3.000 hektare lahan potensial lainnya. Selain itu, pembangunan bendungan yang diresmikan 2024 silam ini diharapkan rampung dan terisi air sepenuhnya pada awal tahun 2026.
“Bendungan Cipanas, yang diresmikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada 9 Juli 2024, memiliki kapasitas tampung hingga 250 juta meter kubik air,” tutur Dedi. Volume air tersebut diharapkan dapat memberikan solusi untuk masalah pengairan yang selama ini menjadi tantangan bagi petani di wilayah tersebut, terutama saat musim kemarau. Sebelumnya, lahan pertanian di Kabupaten Indramayu sangat bergantung pada saluran irigasi dari Cipelang. Namun dengan kehadiran Bendungan Cipanas, pasokan air dapat diperluas hingga ke daerah-daerah hilir yang lebih jauh.
Selain itu, Dedi juga menegaskan pentingnya mempersiapkan musim tanam kedua atau gadu, yang berlangsung setelah musim hujan. Ia menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berasal dari berbagai bendungan dan waduk, seperti Cipelang, Cipanas, Cipancuh, serta Salam Darma, untuk memastikan kesuksesan musim tanam tahun depan. Dengan memaksimalkan sumber air yang tersedia, diharapkan lahan pertanian dapat tetap subur dan produktif.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Sugeng Heriyanto, juga menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya mempercepat penyelesaian berbagai kebutuhan irigasi. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah penerapan program Rentang Irrigation Modern System (RIMS) untuk saluran Cipelang dan sekitarnya. Program ini dirancang untuk memodernisasi sistem irigasi agar lebih efisien dan dapat menghindari risiko kerugian di sektor pertanian. (*)