BANDUNG (Aswajanews.id) – Ratusan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Bandung Melawan menggelar unjuk rasa besar-besaran di depan Balai Kota Bandung, Senin (13/10).
Aksi tersebut merupakan bentuk penolakan keras terhadap upaya pengambilalihan lahan Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) yang dinilai mengabaikan sejarah, aspek hukum, serta kepentingan publik.
Massa melakukan long march dari area Kebun Binatang Bandung menuju Balai Kota menggunakan ratusan kendaraan bermotor dan satu mobil komando. Sepanjang perjalanan, mereka menyerukan tuntutan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersikap adil dan menghormati putusan hukum yang telah berkekuatan tetap.
“Kami menolak keras segala bentuk pengambilalihan yang mengabaikan sejarah, hukum, dan aspirasi warga Bandung,” tegas Mochamad Ilyas, perwakilan mahasiswa dari BEM Bandung, dalam orasinya.
Ilyas juga menilai Pemkot Bandung seharusnya berpihak pada keadilan dan keberlanjutan, bukan tunduk pada kepentingan segelintir elit.
“Bandung bukan milik elit modal; Bandung adalah milik rakyatnya,” ujarnya lantang.
Tuntutan Utama Aliansi Bandung Melawan:
1. Wali Kota Bandung harus bertindak adil dan mendengarkan aspirasi warga, bukan kepentingan oligarki.
2. Hormati sejarah Kebun Binatang Bandung yang telah dikelola keluarga Ema Bratakoesoema selama lebih dari 90 tahun.
3. Police line di Bandung Zoo segera dibuka, dan pengelolaan dikembalikan kepada pewaris sah Yayasan Margasatwa Tamansari.
4. BPKAD dan Pemkot Bandung wajib melaksanakan Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum tetap.
5. Mendesak Menteri Kehutanan cq Dirjen KSDAE turun tangan untuk memediasi dan memastikan perlindungan kawasan serta satwa.
Aliansi juga menyerukan agar media massa mengedepankan jurnalisme ekologis, dengan pemberitaan yang proporsional dan berperspektif lingkungan.
”Kebun Binatang Bandung harus dipulihkan sebagai ruang hijau publik, ruang edukasi ekologis, dan ruang budaya rakyat Bandung,” pungkas salah satu perwakilan aksi.
Aliansi Bandung Melawan terdiri atas berbagai elemen masyarakat, aktivis, serta warga Kota Bandung yang berkomitmen menjaga warisan sejarah, ruang hijau publik, dan hak warga atas kota yang sehat dan berkeadilan.
(Bambang K)
Eksplorasi konten lain dari aswajanews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
