JAKARTA (Aswajanews.id) – Abdul Mu’ti resmi kembali terpilih menjadi Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027 lewat musyawarah formatur 13 pimpinan pusat Muhammadiyah dalam agenda Muktamar Muhammadiyah di Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/11).
“Betul Pak Haedar resmi jadi Ketum Muhammadiyah. Sekumnya pak Abdul Mu’ti. Diputuskan berdasarkan rapat 13 formatur,” kata Panitia Muktamar PP Muhammadiyah panitia muktamar A Dahlan Rais kepada wartawan, Minggu (20/11).
Sebagai Sekum Muhammadiyah, Abdul kembali mendampingi Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di periode keduanya.
Abdul Mu’ti lahir di Kudus, 2 September 1968. Ia tercatat sebagai anggota Muhammadiyah sejak tahun 1994 dan dikenal sebagai seorang dosen.
Sejumlah jabatan di Muhammadiyah sempat diembannya. Mulai dari Sekretaris PWM Jateng periode 2000- 2002 hingga Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2002-2006.
Di jajaran PP Muhammadiyah, Abdul sempat menjabat sebagai Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah 2005-2010, Sekretaris PP Muhammadiyah 2010-2015 hingga Sekretaris Umum PP Muhammadiyah 2015-2022.
Abdul sampai saat ini merupakan seorang dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Ia mendapatkan gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo-Semarang. Kemudian melanjutkan program magisternya di Flinders University South Australia dan gelar doktoral didapatkan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia tercatat menyandang gelar Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
Di luar aktivitas Muhammadiyah, Abdul tercatat sempat menjabat sebagai Ketua Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah 2011-2017 dan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan 2019-2021.
Di level Internasional, Abdul merupakan anggota British Council Advisory Board Indonesia-United Kingdom (2007-2009), Executive Committee of Asian Conference of Religion for Peace (2010-2015) dan Indonesia- United States Council on Religion and Pluralism (2016-Sekarang). ***