Beranda Opini PAREBUT NU

PAREBUT NU

NU (Nahdlatul Ulama) itu oraganisasi Islam raksasa. Terbesar di Indonesia.  Bahkan sadunya. Satungkeb ing langit satangkarak ing jagat. Jumlah anggotanya katanya 92 juta. Bahkan ada yang bilang 95 juta. Wallahualam.  Bungkus wae lah.

Itu berarti 40% dari jumlah pemilih sekitar 206 juta dalam Pemiltak (pemilu serentak) 2024.

Kerena itu mereka para nahdliyin sedang jadi rebutan para politisi, pribadi (kader) maupun institusi (partai).

Nasdem sudah lebih dulu menggadang gadang Khofifah Indar Parawansa untuk dipasang jadi pendamping Anies Baswedan.

Gubernur Jawa Timur itu memang temasuk NU biru. Janda lagi, hehehe. Pasti tak hanya Nasdem yang dipelopori Effendi Choiry, kader, partai atau gabungan partai (koalisi) lain juga “kesengsem”.

Tapi jangan salah warga Nahdliyin itu “lindeuk japati”. Siga gampang tapi susah. Kalau mau ditangkap terbang ke angkasa, ke langit biru.

Tak peduli dia tokoh NU, batur sakobong teman ngaliwet (sakastrologi) tak sendirinya langsung dicolek eh dicolok.

Tengok saja waktu pilpres 2004, Megawati menggandeng Hasyim Muzadi dan Wiranto ngaleng Solahudin Wahid. Hasyim Muzadi itu ketua PBNU dan Solahudin Wahid NU biru, cucu sang pendiri NU Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Ternyata mereka keok oleh Susilo Bambang Yudoyono (SBY).

Khofifah sendiri 2 kali kalah dan baru menang dalam tandang ketiga melawan sesama tokoh NU Saifullah Yusuf.

Sekarang kalau benar koalisi Perubahan atau yang lain melamarnya, maukah dia ?  Belum tentu, dia pasti merenung panjang dulu.

Pertama jabatan gubernur Jatim itu impian lamanya.  Sampai sampai untuk jabatan itu ia rela melepas kursi menteri,amit mundur kepada presiden Jokowi. Kedua dia juga harus mempertimbangkan adanya tuduhan menghianati para pemilih. Waktu Jokowi 2014 meninggalkan jabatan gubernur DKI, nyapres, tuduhan seperti itu juga muncul disana sini. Dapat diterka siapa mereka.  Pastilah lawan politik. Begitulah dialektika politik kita.

Silakan saja berebut suara Nahdliyin itu.

Muhaimin Iskandar juga tentu saja dagangin NU kepada teman koalisinya Prabowo Subianto.Tapi ketum dan bacapres Gerindra pasti berhitung cermat seberapa besar potensi nunutnya warga NU kepada ketum PKB itu. Kata orang kini   cak Imin  sedang tidak akur dengan ketua PB NU Yahya Cholil Staquf.Juga berseteru dengan kelompok Gusdurian dan  dimotori Yeny Wahid. Tentu ada pengaruh mereka pada elektabilitas cak Imin.

Pemilu itu bukan matematika, yang namanya kawan pasti mendukung.

Pemilu itu seni menebak dan membujuk hati orang. Kadang kadang harus ada transaksi.

Wani piro kowe, hehehe. *