Profil

Kyai Amari Ulama Penyebar Agama Islam di Pantura Brebes

Penyebaran dan perkembangan agama Islam di tanah Jawa tidak luput dari peran ulama. Kyai Amari bin Kyai Salka, ulama asal Sindanglaut Cirebon Jawa Barat adalah penyebar agama Islam di wilayah pantai Utara Jawa (Pantura) Kabupaten Brebes pada awal abad ke-19.

Kabupaten Brebes adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di bagian utara paling Barat Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayahnya 1.657,73 km², Ibukotanya ada di Kecamatan Brebes. Brebes merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di Jawa Tengah dan paling luas di Jawa Tengah nomor ke-2 setelah Cilacap. Nama Brebes muncul sejak zaman Mataram. Kota ini berderet dengan kota-kota tepi pantai utara Jawa lainnya seperti Pekalongan, Pemalang dan Tegal.

Penduduk Kabupaten Brebes mayoritas menggunakan bahasa Jawa yang yang mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, biasanya disebut dengan Bahasa Jawa Brebes. Namun terdapat kenyataan pula bahwa sebagian penduduk Kabupaten Brebes juga bertutur dalam bahasa Sunda dan banyak nama tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda menunjukan bahwa pada masa lalu wilayah ini adalah bagian dari wilayah Sunda. Daerah yang masyarakatnya sebagian besar menggunakan bahasa Sunda atau biasa disebut dengan Bahasa Sunda Brebes, adalah meliputi Kecamatan Salem, Banjarharjo dan Bantarkawung, dan sebagian lagi ada di beberapa desa di Kecamatan Losari, Tanjung, Kersana, Ketanggungan dan Larangan.

Kyai Haji Amari lahir pada tahun 1877 dan wafat tahun 1962. Makamnya berada di Komplek situs bersejarah Jamirah-Jaminten Kelurahan Gandasuli Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes Jawa Tengah.

Kyai Amari termasuk ulama kharismatik dan disegani masyarakat Gandasuli Brebes dan sekitarnya. Dalam dakwahnya, beliau menggunakan pendekatan tradisi dan sosial budaya, sehingga Islam dapat diterima masyarakat dengan mudah. Bahkan Kyai Amari sangat dikenal sebagai ulama yang memiliki karomah.

Menurut keterangan tokoh masyarakat Gandasuli, Ustadz Abdul Hamid Muhtadi Tardi Said, Kyai Amari bin Kyai Salka dan Mbah Haji Asy’ari bin Haji Ansor (Buyut Kasur) sangat berjasa dalam perkembangan Agama Islam khususnya di kelurahan Gandasuli Brebes dan sekitarnya.

Pada tahun 1900 M, Haji Asy’ari bin Haji Ansor membangun masjid Jami Gandasuli sedangkan untuk menghidupkan masjid Jami Gandasuli Haji Asy’ari bin Haji Ansor mengambil Kyai Amari dari Sindanglaut Cirebon Jawa Barat untuk menjadi Kyai/Ulama di masjid Jami’ Gandasuli bahkan di Kelurahan Gandasuli bahkan desa-desa di sekitar Gandasuli Brebes; Kyai Amari diberi rumah, tanah dan kebutuhan hidupnya ditanggung oleh haji Asy’ari bin Haji Ansor.

Mbah Kyai Amari mempunyai isteri Hj Fatimah (puteri Haji Usman) dan mempunyai anak yaitu; Nyai Kona’ah (Almh), Nyai Romlah (Almh), Nyai Fathonah (Almh), H. Miftah, Sobriyah (Almh) dan Kyai Nasukha (Alm) Pengasuh Pondok Pesantren Cipejeh Sindang Laut Cirebon dan KH Hisyam Yakub adalah murid dari Kyai Nasukhah saat di Pondok Pesantren Rembang Jawa Tengah.

KH Hisyam Yakub putra dari KH Yakub adalah pendiri Pondok Pesantren Annidhom Nurul Huda Gampit Kabupaten Brebes.

KH Hisyam Yakub berkisah kepada Kyai Amir cucunya Kyai Amari, bahwa Kyai Nasukhah kealimannya setara dengan KH. Bisri Mustofa, pengarang Kitab Tafsir Al-Ibriz dan setara dengan KH. Makhrus Lirboyo Kediri.

Pemugaran/Pemindahan Makam

Makam Kyai Haji Amari bin Kyai Salka, awalnya berada di sebelah selatan komplek makam Jamirah-Jaminten Kelurahan Gandasuli Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes. Dikarenakan sebagian makamnya terkena proyek pembangunan jalan desa beberapa tahun lalu, atas prakarsa cucunya Kyai Amir yang tinggal di Pemalang serta dukungan dari tokoh masyarakat, ulama, tokoh NU, pemuda Ansor, Banser dan pemerintahan setempat akhirnya makam beliau dipindahkan di komplek Makam Jamirah-Jaminten (Sebelah Timur), Ahad Paing (12/12/2021).

Untuk kelancaran acara tersebut Ustad Abdul Hamid Muhtadi juga sowan minta do’a restu ke KH Rosidi Malawi Sya’roni Jatibarang Brebes. Alhamdulillah KH Rosidi Malawi Sya’roni Jatibarang Brebes merestui dan mendoakan biar lancar.

Menurut Ustadz Abdul Hamid Muhtadi Tardi Said, Falsafah/Hikmah pemindahan makam Kyai Haji Amari Bin Kyai Salka diantaranya; 1). Mengumpulkan unsur Ulama, Pemerintah, Masyarakat dan elemen masyarakat yang lain Ormas dan lain-lain (Ansor, Banser), 2). Adanya upaya membangkitkan lagi sejarah peran Kyai Haji Amari bin Kyai Salka peradaban Islam khususnya di Kelurahan Gandasuli, 3). Terjadi adanya kegiatan sodakoh Dana (uang), tenaga do’a, fikiran, minuman, makanan, dsb., 4). Adanya kegiatan Tahlil dan Do’a, 5). Berkumpulnya sebagian besar cucu, buyut, canggah dari Kyai Haji Amari bin kyai Salka, 6). Lebih agak tertata dan agak rapi tempat ziarah sesepuh ulama Kelurahan Gandasuli diantara makam kyai haji Amari bin Kyai Salka berdampingan dengan makam Mbah Haji Asy’ari bin Mbah Haji Ansor, dekat juga dengan Makam Mbah Jaminten Gandasuli, 7). Bukti bahwa perjuangan seseorang baik masih hidup atau pun sudah meninggal pasti dibalas Allah di dunia dan akherat. (Khafidz/Elisa Nurasri/Red)