Beranda Opini INDONESIA, Nahdlatul Ulama “Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghofur”

INDONESIA, Nahdlatul Ulama “Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghofur”

Patut diketahui bersama tanggal 17 Agustus menjadi hari yang sangat spesial bagi Negara Indonesia, dimana pada tanggal tersebut seluruh warga negara merayakan kemeerdekaannya melalui beberapa rangkaian kegiatan-kegiatan yang sangat menarik di berbagai kota,desa hingga pelosok negeri.

Dan kini Usia Indonesia akan memasuki ke 78 tahun pada tahun 2023 ini. Indonesia telah menjalankan roda pemerintahan dengan mengadopsi sumber hukum positif sebagai landasan bernegara. Dengan menggaungkan Visi bangsa adalah Pancasila sebagai perwujudan komitmen seluruh rakyat Indonesia dengan kelima silanya yang sangat disakralkan.

Tampuk kepemimpinnan tertinggi silih berganti melaksanakan tugas dalam bernegara, dari era orde lama (20 tahun) kemudian orde baru (33 tahun), dan saat ini adalah orde Reformasi (19 tahun). Dengan gaya kepemimpinan presiden yang memilili khasannya masing-masing. Ini menjadi hal yang menarik kita kaji bersama, sebab hingga kini arah kebijakan penguasanya menjadi topik utama dikalangan rakyat Indonesia.

Umat Islam adalah rakyat terdepan dalam membangun bangsa Indonesia baik sebelum dan sesudah Indonesia merdeka. Gerakan bahu membahu umat Islam dan para ulamanya dalam mengusir penjajah dan membangun bangsa ini untuk dapat mewujudkan negeri yang Thoyyibatun Wa Rabbun Ghofur.

Tentu kita sering mendengarkan para tokoh, ulama, atau seseorang ketika menyampaikan mukadimah pada awal sambutan dengan mengucapkan kalimat Semoga Indonesia menjadi Negara yang Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghofur, apa sebenarnya makna yang terkandung ?

Baldatun Thoyyibatun Wa Robbul Ghofur adalah sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya. Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

لَقَدْ كَانَ لِسَبَاٍ فِيْ مَسْكَنِهِمْ اٰيَةٌ ۚجَنَّتٰنِ عَنْ يَّمِيْنٍ وَّشِمَالٍ ەۗ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗبَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ غَفُوْرٌ

Artinya: “Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” (QS. Saba’ : 5).

Dari ayat diatas telah jelas bahwa kata “baldatun toyyibatun warobbun ghofur” artinya amat sangat mendalam karena bisa menjadi sebuah doa serta harapan agar negara kita tercinta Indonesia menjadi negara yang baik seluruh penduduk atau warganya juga memiliki perilaku yang baik sehingga selalu mendapatkan ampunan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dalam keterangan Tafsir Ringkas Kemenag RI disebutkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan anugerah yang besar kepada hamba-Nya yang taat dan bersyukur dengan mengerjakan amal saleh, antara lain Nabi Daud dan Sulaiman. Hal ini berbeda dengan yang terjadi kepada Kaum Saba’. Mereka mengingkari nikmat Allah sehingga Allah menghukum mereka. Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda kebesaran Allah di tempat kediaman mereka di Yaman Selatan, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri negeri mereka. Kepada mereka dikatakan, “Makanlah olehmu dari rezeki anugerah Tuhan Pemelihara-mu dan bersyukurlah kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik, nyaman, sentosa, dan murah rezeki, sedang Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun kepada siapa pun yang mau bertobat.”

Nahdlatul Ulama sebagai organisasi masyarakat islam terbesar di Indonesia tahun ini memasuki usianya ke 100 Tahun atau 1 Abad dibawah Komando Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dan Rais A’am Nahdlatul Ulama, KH. Miftahul Akhyar dengan mengususng tema Satu Abad NU: Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru yang akan dilaksanakan penanggalan Hijriah pada 16 Rajab 1444 H atau bertepatan dengan Selasa 7 Februari 2023 di Stadion GOR Delta, Sidoarjo.

Gus Yahya menjelaskan bahwa pilihan tema peringatan 1 Abad  tersebut didasarkan pada sebuah hadits Rasulullah SAW mengenai adanya pembaharu di setiap 100 tahun. “Allah SWT setiap 100 tahun membangkitkan di kalangan umat ini pembaharu,” disarikan dari terjemahan sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud. Gus Yahya juga berharap pada peringatan 1 Abad NU ini akan memicu kebangkitan baru di tengah umat.

Itulah mengapa makna atau arti dari kalimat baldatun toyyibatun warobbun ghofur yang sangat sakral sering kali diucapkan dalam doa sebagai lantaran meraih kebaikan-kebaikan diseluruh pelosok Indonesia. Maka Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kesehatan, semangat serta keberkahan kepada para pemimpin-pemimpin dan pemerintah sehingga dapat menjalankan amanahnya dengan baik dan dapat mewujudkan Indonesia menjadi Negeri Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur. Aaamiin …

(A’isy Hanif Firdaus, LTN PCNU Kabupaten Brebes)